Kamis, 19 Maret 2009

LIFE IS BEAUTIFUL …??

Renungkanlah..

Seandainya kita telah lulus apa yang akan kita rencanakan? Mungkin sebagian besar dari kita ingin melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar atau bahkan ingin menciptakan usaha dan membuat lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Ya memang itu sebuah pikiran yang lumrah bagi kita mungkin. Setelah sekian lama kita duduk di bangku pendidikan ingin rasanya kita menikmati saat-saat yang kita nanti-nantikan dalam hidup kita. Mencicipi aroma yang sering kita tafsirkan sebagai kebahagiaan hidup, bekerja untuk mendapatkan uang. Uang yang akan kita gunakan untuk membiayai hidup kita. Uang yang diperuntukkan kepada istri kita, keluarga kita, dan anak-anak kita yang sangat kita cintai.

Kita mungkin sempat atau bahkan sering membayangkan hidup dengan mendapatkan pendidikan yang baik, lulus dengan peringkat tinggi, mendapatkan kekayaan yang berlimpah dan mempunyai keturunan yang baik dan mereka mendapatkan kehidupan yang baik pula. selanjutnya kita dapat menikmati hari-hari tua yang begitu membahagiakan. Jikalau memang hal-hal demikian yang selalu terbayang dalam benak kita yang selalu terngiang dalam khayalan kita, cobalah renungkan barang sesaat.

Seandainya kita memang bisa mencapai semua hal tersebut. Bukankah itu adalah hal biasa yang banyak orang mengalaminya, namun ternyata berapa banyak orang yang tidak merasa bahagia dengan sesuatu yang tampak membahagiakan. Akankah kita melewatkan kehidupan yang singkat ini dengan sesuatu yang biasa, dengan sesuatu yang tak meninggalkan jejak sama sekali, dengan suatu rutinitas hidup belaka yang seolah-olah selalu menuntun kita untuk mencapai tujuan itu. Namun, jika memang itu tujuan kita, tampaknya kita memang belum cukup mempunyai arah dan tujuan yang jelas dalam hidup kita.

Katakanlah kita sedang mengumpulkan uang yang notabene digunakan untuk menafkahi keluarga kita dan digunakan untuk mempersiapkan masa depan anak-anak kita. Memang wajib bagi kita untuk menghidupi keluarga kita. Lalu jika kita berhasil mewujudkan mimpi kita untuk mengumpulkan uang bahkan menjadi seorang milyuner, akankah kita merasa bahagia. Lantas akankah kita senang dengan tumpukan harta kita di pundi-pundi kekayaan kita. Sesungguhnya akan jauh lebih bahagia, bahkan bisa dikatakan sebagai kebahagiaan sejati bila kita dapat membagi kebahagiaan kita dengan orang lain. Kita akan menikmati indahnya hidup yang memang didesain indah oleh Sang Pencipta kehidupan.

Sekarang coba kita bayangkan, seandainya kita telah tiada apa yang akan kita harapkan? Akankah kita berharap banyak orang yang mengenang nama baik kita. Banyak orang yang selalu membicarakan jasa-jasa kita. Inginkah kebaikan kita selalu hadir di tengah-tengah hati orang yang kita cintai. Tentu sebagai manusia biasa pada kenyataannya kita selalu mengharapkan pujian dari orang lain.

Namun bukan itu hakikat dari harapan-harapan yang kita lontarkan setelah kita tiada kawan. Ada hal yang jauh lebih berharga dari sekedar mendapatkan pujian. Memang pujian mungkin akan kita dapatkan setelah kita melakukan hal ini. Namun, sekali lagi bukan itu tujuan kita. Menebar manfaat bagi banyak orang, membagi kebahagiaan bagi orang banyak tentu jauh lebih bernilai bagi makna hidup kita. Singkat kata Rahmatan Lil 'Alamin.

Ya.. Walaupun sulit atau bahkan mustahil bagi kita untuk menyamai sifat sang utusan-Nya itu. Namun kebahagiaan hakiki akan kita raih bersamaan dengan kebahagiaan yang kita sebarkan kepada orang lain. Kita bisa mengumpulkan harta dengan jalan yang baik, tapi setelah itu jelas akan terasa indah bila kita dapat menggunakannya secara bijak bukan hanya menumpuknya sampai kita bosan memandanginya. Kita bisa menikmati pekerjaan kita, tapi akan lebih terasa nikmat bila pekerjaan yang kita lakukan membawa kebaikan bagi orang lain.

Bayangkan jika seorang PNS bekerja dengan niat melayani masyarakat sebaik-baiknya agar bisnis dan pekerjaanya lancar. Bayangkan seorang arsitektur membuat gedung yang indah agar penghuninya senang dan nyaman. Bayangkan bila seorang pengusaha memiliki motivasi untuk membantu orang mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak, bahkan memiliki niat untuk mempekerjakan orang-orang cacat agar bisa merasa lebih berguna bagi lingkungannya. Sekali lagi, andaikan seorang wartawan bekerja untuk menyediakan informasi yang baik dan bermutu sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tentu rasanya kehidupan ini akan tampak lebih bermakna dan menyejukkan.

Tak inginkah kita meninggalkan catatan-catatan kebaikan atau bahkan tumpukkan buku yang senantiasa menghadirkan jejak kebaikan yang kita tinggalkan. Semoga kita selalu bisa memanfaatkan segala kemampuan dan apa-apa yang kita miliki untuk ditingkatkan nilainya dengan cara membagi keberhasilan dan kebahagiaan yang kita raih kepada sesama. Sesungguhnya manusia yang paling baik adalah manusia yang yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.

Wallahu'alam bishshawab

Penantian

sepi...
hampa...
nikmatilah perasaan itu.
jangan kau buang ke samudra jauh.

memang pada awalnya terasa sakit di dada.
pada akhirnya..
kau akan merasakan indahnya ikatan.

kadang aku benci karena tak bisa mengeluarkan isi hatiku.
mulut yang biasa berkoar,
seakan mati membisu ketika dibutuhkan.

tak bisakah ia mengerti akan perbuatanku padanya..
akan semua perhatian yang kuberikan untuknya..

mungkin Ia mengunci rapat mulutku.
karena belum saatnya..
ya.. karena belum saatnya..
Ia tidak mengizinkan kata itu keluar dengan sia-sia..

kata suci itu akan disimpan dalam relung hatiku yang terdalam.
hanya untuk sebuah ikatan yang abadi.
untuk seorang bidadari suci yang akan selalu menemani lahir batinku,
insya Allah...