Kamis, 18 Februari 2010

Arifin Panigoro Raih Doktor Kehormatan

Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan gelar doktor kehormatan (honoris causa) bidang technopreneurship kepada Bapak Arifin Panigoro pada 23 Januari 2010 di Aula Barat Kampus ITB. Penghargaan tersebut diberikan karena beliau dinilai telah menghasilkan berbagai pemikiran, gagasan dan karya yang mengandung nilai-nilai kewirausahaan berbasis pengetahuan dan teknologi dalam bidang perminyakan sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan masyarakat.

Penganugerahan ini merupakan hal yang membanggakan karena sejak berdirinya di tahun 1920, ITB baru memberikan gelar honoris causa kepada enam tokoh nasional yaitu Soekarno (Presiden pertama RI), J. Roosseno (pakar beton), Soetardjo Sigit (pendiri Indonesia Airways), Hartarto Sastrosoenarto (mantan Menteri Perindustrian), Sedyatmo (pakar teknik sipil), dan Emil Salim (mantan Menteri Lingkungan Hidup). Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah undangan antara lain Peter F. Gonta, Anis Baswedan, Komaruddin Hidayat, Siswono Yudo Husodo, Sukardi Rinakit, Marsillam Simanjuntak, Bupati Merauke John Gebze, serta sejumlah pimpinan redaksi media massa.

Dalam sidang senat terbuka ITB yang dipimpin oleh Rektor ITB sekaligus Ketua Tim Promotor, Djoko Santoso MSc, Bapak Arifin menyampaikan pidato ilmiahnya yang berjudul “Kuasai Teknologi, Bangun Ekonomi, Tegakkan Martabat Bangsa”. Beliau mengemukakan bahwa saat ini, Indonesia menghadapi tiga masalah besar di bidang energi, pangan, dan lingkungan hidup. Kerjasama antara perguruan tinggi, pemerintah, pelaku usaha swasta dan organisasi kemasyarakatan sangat diperlukan untuk melakukan perubahan dan perbaikan secara bersamaan.

Beliau juga menyampaikan sembilan prinsip berbisnis yang diperoleh melalui proses belajar yang panjang, di mana delapan dari sembilan prinsip berbisnis adalah berkaitan dengan karakter dan hanya satu yang berkaitan dengan kompetensi, yaitu: adalah intuisi (memadukan kata hati dan akal sehat), kesetaraan (bersikap adil kepada lawan sekalipun), kejujuran (jujur itu langgeng), percaya diri (yakinkan diri, pengaruhi orang lain), jejaring (sejuta kawan kurang, satu lawan jangan), tanggung jawab (tunaikan kewajiban, hadapi persoalan), sumber daya manusia (pilih yang terbaik dan berdayakan), inovasi (berkarya tanpa jeda), serta peduli (menumbuhkan entrepreneurship). Dalam menegakkan prinsipnya untuk mengelola dan mengembangkan Medco Group, Beliau mendalami pernyataan Ken Blanchard: “Kalau Anda selalu dihadapkan pada pilihan yang mudah, anda tidak akan pernah membangun karakter”.

Menurut Beliau, pembangunan nasional harus menjadikan teknologi sebagai ujung tombak strategi, sementara ekonomi sebagai cita-citanya. Inovasi bukan hanya menyangkut soal teknologi, melainkan juga kehidupan sosial. Pemahaman tersebut mematahkan argumen lama bahwa business is for business tapi beliau berpendapat business is also for a greater good, a greater cause, yakni tegaknya martabat bangsa.

Dalam penutupnya, beliau berharap agar apa yang telah dilakukan dapat menguatkan keyakinan para pelaku usaha bahwa dalam jangka panjang, berbisnis yang didasari dengan prinsip-prinsip yang baik dan berpegang teguh pada etika merupakan jaminan tercapainya tujuan bisnis yang membawa keuntungan bagi masyarakat.

sumber: intranet medcoenergi